Jumat, 27 April 2012

Kisah Hikmah Lukmanulhakim


Setelah memotong seekor kambing, Lukman suatu hari disuruh mengambil daging dari bagian kambing yang paling baik atau paling disukai  maka Lukman mengambil lidah dan hati. dan disuatu ketika Lukman disuruh mengambil daging dari bagian kambing yang paling
buruk maka Lukman mengambil Hati dan Lidah.

Dari kisah tersebut diatas bahwa dari yang terbaik dan dari yang terburuk adalah Lidah dan Hati. Sesuatu yang diucapkan atau yang disampaikan hendaknya telah diteliti dipertimbangkan dengan pemikiran dengan dengan keimanan, karena Iman adanya dihati.

Degan perkataan yang tidak menggunakan hati tidak dipikirkan terlebih dahulu akan membawa keburukan kepada diri sendiri dan orang lain. Akal petunjuknya ialah berpikir, dan petunjuk berpikir itu adalah diam. Sebaliknya bila perkataan itu telah dipikirkan maka akan membawa keselamatan untuk diri sendiri dan orang lain maka berbicara atau diam.

Barang siapa berkata-kata dalam hal yang tidak baik maka ia benar-benar sia-sia, barang siapa berpikir tanpa mengambil pelajaran maka ia benar-benar lalai, dan barang siapa diam tanpa berpikir maka ia benar-benar merugi.

Diceritakan dalam kisah hikmah Lukman menasehati anaknya, dia bukan malaikat,nabi atau rosul dia adalah orang yang diberi Ilmu hikmah oleh Allah.

Nasehat Lukmanul hakim kepada anaknya agar  berkata atau diam, selalu bersyukur kepadaNya, dan tidak boleh berbuat syirik (menyekutukan Allah). Allah maha Kaya idak memerlukan sesuatu dari hambanya tapi kamulah yang membutuhkan-Nya.

Hikmah Lukmanulhakim dalam Alquran dalam surat Lukman sbb;


وَلَقَدْ آتَيْنَا لُقْمَانَ الْحِكْمَةَ أَنِ اشْكُرْ لِلَّهِ وَمَنْ يَشْكُرْ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ حَمِيدٌ
Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmah kepaada Lukman, yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah. Dan barang siapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barang siapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji".(QS 31;12)


وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan (Allah) sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kelaliman yang besar".(QS 31;13)


 يَا بُنَيَّ إِنَّهَا إِنْ تَكُ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ فَتَكُنْ فِي صَخْرَةٍ أَوْ فِي السَّمَاوَاتِ أَوْ فِي الأرْضِ يَأْتِ بِهَا اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ لَطِيفٌ خَبِيرٌ
(Lukman berkata): "Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui.(QS 31;16)


Berbuat baik, besyukur dan tidak berbuat syirik adalah inti dari nasehat tersebut, apalagi berbuat baik kepada kedua orang tua kita yang masih hidup atau pun yang telah meninggal dunia. Nasehat yang selalu kita sampaikan hendaknya nasehat yang baik dan benar maka kita wajib untuk memikirkanya dengan hati.

Kita dulu dan sekarang adalah harapan orang tua, apakah kita sudah memenuhi apa yang telah diharapkan orang tua kita?





Bagikan / Share on :
Baca Artikel menarik lainya / Related Pos;

1 komentar:

  1. Selamat datang di blog kami Al Qulub,,,silahkan berkomentar dengan baik dan sopan.

    terimakasih.

    BalasHapus